25 November 2010

Kuliah D3 Gizi, Mati Karir??

Jurusan ilmu gizi hanya ada satu-satunya di Aceh yaitu di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Suatu kebanggaan memang, karna hanya satu-satunya. Belajar tentang penatalaksanaan diet berbagai penyakit, kebutuhan gizi dalam daur kehidupan, penilaian status gizi masyarakat maupun status gizi individu. Menarik. Tapi setelah di tilik lebih dalam ada awan hitam yang menyelimuti hati. Sekarang zaman sudah semakin maju termasuk dalam bidang pendidikan. Satu persatu gelar mulai tersingkir. Dimana-mana yang dibutuhkan sekarang minimal tamatan sarjana (S1). Hanya Di aceh saja diploma kesehatan masih banyak dibutuhkan. Bagi yang berfikiran maju, sudah pasti tidak mau  hanya menyandang gelar ahli madya (diploma). Hasrat ingin melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi pasti ada. Pasalnya, tidak semua universitas menerima tamatan diploma tiga (D-III) Gizi untuk melanjutkan sarjana (S1) gizi di universitas mereka. UGM (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta) misalnya, sudah dua tahun belakangan ini tidak menerima mahasiswa tamatan diploma tiga (D-III) untuk menyambung jurusan ilmu gizi (S1) di universitas mereka, mereka hanya mau menerima tamatan SMA, begitu juga dengan UI (Universitas Indonesia, Jakarta).Politeknik kesehatan Aceh memang sudah membuka program D-IV Gizi sehingga tamatan D-III nantinya bisa melanjutkan kuliah kejenjang lebih tinggi, antara D-IV dengan S1 memang tak banyak perbedaannya tapi jika ada niat ingin melanjutkan S2 sebaiknya dibuang jauh-jauh, karena sekarang ini tamatan D-IV tidak bisa melanjutkan S2. Masuk FKM? Sekarang FKM tidak lagi menerima mahasiswa tamatan D-III, sama seperti UI dan UGM yaitu hanya menerima lulusan SMA. Tragis Bukan?? Kalau tahu begini, kenapa masuk D-III Gizi? Yah sudah kepala tanggung, mau keluar? rugi duit dan umur, setelah tamat? tidak tahu melanjutkan kemana. Undip (Universitas Diponegoro, Jawa Tengah) masih menerima tamatan D-III untuk menyambung S1 ilmu Gizi di universitas mereka melalui jalur ekstensi. Untuk mendapatkan S1 hanya perlu kuliah 3 semester lagi. Tapi, kocek yang dirogoh selama 1,5 tahun itu sangat lumayan. Uang ADM pertama masuk kuliah saja bisa habis 32 juta dan itu belum masuk SPP. Yah tak ada yang mengejutkan lagi, biaya pendidikan memang mahal sehingga tak salah orang miskin dilarang pintar. Tak perlu dikwatirkan, kebanyakan orang tua di Aceh masih berfikiran kerdil. Anak dilarang kuliah jauh-jauh.  Jadi duit 32 juta itu takkan habis. Bisa dikatakan masa depan kami (mahasiswa D-III Gizi) tidak tahu dibawa kemana. Hanya menunggu disingkarkan oleh arus globalisasi.

4 komentar:

  1. Yup begitulah,

    Jangankan di Aceh, di kota besar di Jawa pun sama saja,
    D3 itu nanggung, di mata perusahaan sama seperti SMA
    mau lanjut harus ngorbanin biaya dan waktu lagi,

    Kenapa d3 masih dibuka? mungkin alasan bisnis yang ditutup-tutupi tenaga d3 banyak diminati perusahaan, nyatanya bullshit ;p

    BalasHapus
  2. kita ga tahu apa yang akan terjadi di masa depan. yang terpenting adalah melakukan yang terbaik untuk hari ini. tidak ada masalah lulusan D3 ataupun S1 yang terpenting ilmu kita bisa bermanfaat untuk diri kita dan tentunya untuk semua orang. ayo rubah pikiran kita menjadi positif dan jernih. semoga Tuhan merahmati semua yang kita lakukan .

    BalasHapus
  3. Sebenernya banyak kok perusahaan yg nerima lulusan D3 gizi yg penting ada STR, sedangkan kampus gw ga ngeluarin STR, sedih

    BalasHapus
  4. Anak sy tamatan d3 lanjut s1 di univ muhammadiyah di malang gimana prodpek kedepannya

    BalasHapus