15 Februari 2011

Sang Pendosa Lingkungan

Sang Pendosa Lingkungan
Lingkungan hidup manusia sering disebut lingkungan hidup atau lebih singkat lingkungan saja merupakan penelaahan terhadap sikap dan prilaku manusia, dengan segenap tanggung jawab dan kewajiban maupun haknya untuk mencermati lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Berbagai masalah lingkungan muncul secara bertubi-tubi . Masalah tersebut dapat berupa masalah lingkungan hidup alami yaitu gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir dan longsor; masalah oleh manusia seperti penebangan liar, kebakaran hutan, penambangan emas tanpa izin, dan pembuangan limbah yang tidak terkontrol.
Disadari atau tidak, manusia merupakan penyebab timbulnya masalah pada lingkungan sehingga bisa dikatakan manusia adalah pendosa lingkungan. Penyebabnya adalah Pertama, keputusasaan; Bagi negara berkembang seperti indonesia yang sedang berperang melawan kemiskinan tiba-tiba harus dihadapkan pada kebutuhan akan teknologi dan peralatan anti polusi yang mahal, dampak rumah kaca dan menipisnya lapisan ozon. Tetapi pembangunan harus tetap berlangsung, kepentingan ekonomi dan ekologi memang harus berjalan beriringan. Keputusasaan apalagi sampai menyerah pada nasib justru akan memperburuk keadaan.
Yang kedua, godaan. Para industriawan cendurung tergoda untuk membuang limbah tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Demikian pula penduduk yang tergoda untuk membuang sampah sembarangan.
Yang ketiga, kerakusan. Kerakusan para pengusaha dalam ‘melahap’ sumber daya alam guna memasok keperluan konsumsi penduduk yang juga rakus akan kebutuhan primer maupun sekunder
Yang keempat, keangkuhan. Perasaan angkuh atau arogan dari orang yang merasa dapat menaklukan alam dapat menyebabkan kerusakan alam.
Yang kelima, kelalaian. Membiarkan para industriawan membuang limbah ke badan-badan air tanpa terkontrol dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang fatal.
Yang keenam, keprihatianan. Dalam rangka mengejar ketinggalan dengan daeragh lain, maka pertumbuhan ekonomipun menjadi satu-satunya tujuan. Akbiatnya kerusakan sumber daya alam terjadi tanpa memperhatikan daya dukung alamnya. Seperti kata David Broner (1991), “ kita tidak boleh membabi buta menentang kemajuan atau pertumbuhan (ekonomi), tetapi kita harus menentang kemajuan atau pertumbuhan ekonomi yang membabi buta.”
Yang ketujuh, kebencian. Pada saat terjadi perang Irak-Kuwait, karena rasa benci Saddam Hussein telah mengkomandokan tentaranya untuk menghancurkan 700 sumur minyak Kuwait. Tindakan ini telah menyebabkan asap hitam mencemari udara, mematika burung-burng dan serangga serta menimbulkan sakit pernafasanbagi penduduk disekitarnya. Berjuta-juta galon minyak mencemari perairan teluk, memusanahkan kehidupan yang ada diperaian tersebut. Untuk membersihkan kembali semua pencemaran tersebut akan membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Dalam rangka pengelolaan lingkungan, ke tujuh dosa yang tanpa kita sadari telah kita perbuat haruslah dihindari agar lingkungan kita terbebas dari kerusakan seperti ucapan pimpinan hari bumi, Denis Hayes (1990),
“untuk apa kita selama ini berjuang begitu gigih untuk memenangkan begitu banyak peperangan jika pada akhirnya hanya untuk mendapatkan diri kita berada di ambang kehancuran lingkungan?”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar